Buddha Avatamsaka
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Go down
avatar
Admin
Admin
Posts : 186
Join date : 2019-05-04
https://avatamsaka.forumotion.asia

Sarvadharma Mahasandhi Samantabhadra Bodhichitta Vajra Kulaya Rāja Maha Tantraraja Nama Mahayana Sutra Empty Sarvadharma Mahasandhi Samantabhadra Bodhichitta Vajra Kulaya Rāja Maha Tantraraja Nama Mahayana Sutra

Sun May 05, 2019 3:22 pm
MAHAYANA TRIPITAKA SUTTRAM
Sarvadharma Mahasandhi Samantabhadra Bodhichitta Vajra Kulaya Rāja Maha Tantraraja Nama Mahayana Sutra Samantabhadra%20Adi%20Buddha
Samantabhadra Adi Buddha

Sarvadharma Mahasandhi Samantabhadra Bodhichitta Vajra Kulaya Rāja Maha Tantraraja Nama Mahayana Sutra Vajrasattva_2
Sri Vajrasattvā

Sarvadharma Mahasandhi Samantabhadra Bodhichitta Vajra Kulaya Rāja Maha Tantraraja Nama Mahayana Sutra

om namah śrī kulayarāja bodhicittam jina
om namah śrī vajrasattvāya

Bab 1
Paricaya

Demikianlah telah kudengar, pada suatu waktu, sang Raja Pencipta (kulayarāja), sang Bodhicittavajra, sedang tinggal berdiam di Akanistha, pada dharma yang sama seperti ruang angkasa, dharmadhatu yang seluas itu, di tempat dimana sifat alami dari pikiran itu sendiri berada, di dalam gedung suci dari kesadaran murni, dimana keberadaan-Nya (svabhava), intisari-Nya, belas kasih-Nya dan kesadaran murni-Nya menciptakan rombongan makhluk dalam cara ini : Rombongan dari keberadaan-Nya Sendiri dikenal sebagai Rombongan dari Tubuh Kenyataan Sejati (dharmakāya). Rombongan dari intisari-Nya yang adalah perwujudan dari Tubuh Kesenangan (sambhogakāya) dikenal sebagai Rombongan dari Tanah, Rombongan dari Air, Rombongan dari Api, Rombongan dari Angin, dan Rombongan dari Ruang Angkasa. Lebih lanjut, perwujudan dari belas kasih-Nya dan kesadaran murni-Nya sebagai Rombongan dari Hasil Ciptaan (nirmāna) terjadi dalam cara ini : Rombongan yang dikenal sebagai makhluk hidup dari alam nafsu (kāmaloka). Rombongan yang dikenal sebagai makhluk hidup dari alam bentuk-rupa (rupaloka). Rombongan yang dikenal sebagai makhluk hidup dari alam tiada bentuk-rupa (arupaloka). Lebih lanjut, Rombongan yang sebanding dengan keberadaan-Nya sendiri sesuai dengan empat yoga (caturyoga) : Rombongan dari Adiyoga. Rombongan dari Anuyoga. Rombongan dari Mahayoga. Dan Rombongan dari Bodhisattvayoga. Karena keberadaan-Nya, intisari-Nya, dan belas-kasih-Nya tidak terpisah dari sifat alami-Nya, hanya ada satu cara (ekamopaya).

Lebih lanjut, para Rombongan itu menyadari keberadaan Dia sendiri sebagai demikian : Rombongan yang tinggal berdiam di dalam Dia adalah para Buddha masa lampau. Rombongan yang mencapai tujuan Dia adalah para Buddha masa sekarang. Rombongan yang menghasilkan perbuatan Dia adalah para Buddha yang akan datang. Karena Mereka tidak terpisah dari sifat alami-Nya, hanya ada satu cara.

Setelah itu, sang Kulayarāja, sang Bodhicitta, menyerap kedalam pikiran dan hati dari semua Rombongan itu sehingga Mereka diberdayakan dengan Diri-Nya sendiri. Dia lalu membuat kesadaran murni yang muncul dengan sendirinya (svayambhuvimalajnana) itu menjadi terang. Untuk menganugerahkan segala sesuatu dengan kenyataan, Dia lalu tinggal berdiam sebagai yang Satu di dalam titik pusat (bindu) kekosongan (anusvara) setelah Dia menyatukan segala sesuatu (sarvadharmasamyukta).

Setelah itu, Vajrasattva, yang tinggal berdiam melalui Dia di dalam titik pusat kekosongan dari keberadaan-Nya, muncul keluar dari ini, dan duduk dengan pikiran bergembira dan penampilan murni yang terang dihadapan sang Kulayarāja, sang Bodhicitta.

Kemudian sang Kulayarāja, sang Bodhicitta, berkata kepada Vajrasattva : "Aho ! Vajrasattva, Aho ! yang menghasilkan pikiran gembira, Aho ! yang menghasilkan wajah yang murni dan terang, Aho ! Anda telah muncul keluar dari Saya !"

Setelah Dia berkata begitu, Vajrasattva menyapa-Nya : "Gurunya para Guru (sastrsastra), Kulayarāja ! Apakah titik pusat kekosongan dari yang tiada gagasan juga adalah Guru atas dirinya sendiri? Atau,  apakah titik pusat kekosongan dari yang tiada gagasan juga adalah keseluruhan dari Rombongan? Atau,  apakah titik pusat kekosongan juga adalah waktu dan tempat? Atau,  Bagaimanakah Sastrsastra mengajar jika segala sesuatu tinggal berdiam di dalam sifat alami dari titik pusat kekosongan ini? Untuk tujuan apakah para Rombongan itu ber-pradaksina sebagai Rombongan Anda? Mengapa Dharma diajarkan kepada Rombongan itu? Bagaimana bisa waktu dan tempat adalah satu?"

Begitulah yang ditanyakannya. Setelah itu, sang Kulayarāja, sang Bodhicitta, mengatakan kepada Vajrasattva petunjuk berikut ini : "Maha Bodhisattva, arahkanlah pikiran Anda terhadap pengajaran ini. Saya akan menjelaskan artinya. Vajrasattva, pikiran yang demikian itu, Saya, sang Kulayarāja, adalah pusat rahim (garbha) dari segala sesuatu. Pusat Garbha ini, yang tanpa gagasan, adalah titik pusat kekosongan yang ada sejak awal-mula (mula-bindu). Titik pusat kekosongan di dalam ukuran terakhirnya adalah yang tanpa gagasan sejak awal-mulanya. Guru, Ajaran, Rombongan, Waktu dan Tempat, mereka muncul keluar dari Saya sebagai titik pusat kekosongan yang ada sejak awal-mula. Keberadaan Saya dikenal sebagai titik pusat kekosongan."

Begitulah yang sang Kulayarāja, sang Bodhicitta katakan.
avatar
Admin
Admin
Posts : 186
Join date : 2019-05-04
https://avatamsaka.forumotion.asia

Sarvadharma Mahasandhi Samantabhadra Bodhichitta Vajra Kulaya Rāja Maha Tantraraja Nama Mahayana Sutra Empty Re: Sarvadharma Mahasandhi Samantabhadra Bodhichitta Vajra Kulaya Rāja Maha Tantraraja Nama Mahayana Sutra

Sun May 05, 2019 3:24 pm
Sarvadharma Mahasandhi Samantabhadra Bodhichitta Vajra Kulaya Rāja Maha Tantraraja Nama Mahayana Sutra Vairocana_1

Sarvadharma Mahasandhi Samantabhadra Bodhichitta Vajra Kulaya Rāja Maha Tantraraja Nama Mahayana Sutra Sri%20Vajrasattva
Bab 2
Sarvadharmadrsta

Kemudian sang Kulayarāja, sang Bodhicitta, memasuki Samadhi yang bernama "Segala Sesuatu Muncul Keluar Dari Diri-Nya (sarvadharmodgahati nāma samādhim)".

Kemudian Vajrasattva bangkit dari keberadaan dari Rombongan itu dan, datang mendekat dengan wajah tersenyum kepada sang Guru, sang Kulayarāja, sang Bodhicitta, bertanya kepada-Nya dan duduk : "Sastrsastra, Kulayarāja ! Karena Saya dalam cara yang terpadu hadir di dalam Rombongan Anda, lalu apa tujuan dari keberadaan Saya? Tolong ajarkanlah tujuan dari keberadaan Saya!"

Begitulah yang dia katakan. Kemudian sang Kulayarāja, sang Bodhicitta, mengatur segala sesuatu berdasarkan keberadaan-Nya, intisari-Nya, dan belas kasih-Nya. Yang dari satu kesadaran yang muncul dengan sendirinya, lima kesadaran yang muncul dengan sendirinya datang, yaitu : Maha Svayambhujnana yang dikenal sebagai Kebencian (dvesa), Kemelekatan (rāga), Angan-angan khayalan (moha), Iri (irshya), Kebanggaan (māna). Kelima kesadaraan yang muncul dengan sendirinya ini menghasilkan lima yang besar sebagai penyebab dari penghiasan. Dia mendirikan tiga alam yang besar sebagai wadah dari apa yang bisa hancur. Bahwa penyebab dari penghiasan memperoleh lima bentuk sebagai satu, yaitu : Ada bentuk dari tanah sebagai penyebab dari penghiasan. Ada bentuk dari air sebagai penyebab dari penghiasan. Ada bentuk dari api sebagai penyebab dari penghiasan. Ada bentuk dari angin sebagai penyebab dari penghiasan. Ada bentuk dari ruang angkasa sebagai penyebab dari penghiasan. Semua bentuk ini diperoleh sebagai yang satu.

Kelima kesadaran diatur sesuai dengan Lima Keluarga : Keluarga dari kesadaran yang muncul dengan sendirinya dari kebencian. Keluarga dari kesadaran yang muncul dengan sendirinya dari kemelekatan. Keluarga dari kesadaran yang muncul dengan sendirinya dari angan-angan khayalan. Keluarga dari kesadaran yang muncul dengan sendirinya dari iri. Keluarga dari kesadaran yang muncul dengan sendirinya dari kebanggaan. Penampilan yang indah dari bentuk dari keluarga yang terhubung dengan lima kesadaran yang muncul dengan sendirinya itu didirikan sebagai kenyataan dari mereka yang diberkati dengan tubuh. Karena kenyataan di dirikan sesuai dengan keberadaan-Nya, sang Kulayarāja, sang Bodhicitta, bahkan tinggal berdiam di dalam cara ini.

Kemudian Vajrasattva kembali lagi tinggal berdiam di hadapan sang Kulayarāja, sang Bodhicitta, dengan mengatakan : "Guru,  Kulayarāja ! Dari kesadaraan yang muncul dengan sendirinya, satu dengan pikiran Anda, lima bentuk dari kesadaraan yang muncul dengan sendirinya datang. Kulayarāja, apakah alasan untuk ini, kelima kesadaran yang muncul dengan sendirinya itu mengambil lima bentuk?"

Kemudian sang Kulayarāja, sang Bodhicitta, menjelaskan lebih lanjut : "Maha Bodhisattva, ini anda harus ketahui: Selain Saya, sang Kulayarāja, sang Pencipta (srastr), tiada pencipta lain. Tiada seorangpun selain Saya yang menciptakan kenyataan. Tiada seorangpun selain Saya yang menciptakan perwujudan dari Tiga Tubuh (Trikaya : Dharmakaya, Sambhogakaya, Nirmanakaya). Tiada seorangpun selain Saya yang menciptakan rombongan berjumlah besar itu. Tiada seorangpun selain Saya yang menciptakan yang sungguh apa adanya (tathātā) di dalam kenyataannya. Vajrasattva, oleh Saya, anda ada ! Saya akan memperlihatkan kepada anda keberadaan Saya. Keberadaan Saya memiliki tiga aspek. Keberadaan Saya adalah pikiran dari kemurnian yang sempurna. 'Kemurnian' adalah yang diajarkan menjadi sifat alami dari yang terang di dalam tiga aspeknya dari keseluruhan. 'Kesempurnaan' adalah yang diajarkan menjadi sifat alami dari yang terang seperti meliputi tiga sebab (1.kesadaran murni yang muncul dengan sendirinya, 2.lima kesadaran, 3.lima unsur.). Yang terang adalah yang menyerap meliputi semua sama seperti ruang angkasa. Sifat alami dari yang dinamakan 'Pikiran' diajarkan sebagai yang tanpa penghentian, yang menyerap meliputi semua, penguasa yang menciptakan semua. Segala sesuatu diciptakan, semua di hasilkan di dalam pikiran dari kemurnian yang sempurna."

Begitulah yang Dia ucapkan.
avatar
Admin
Admin
Posts : 186
Join date : 2019-05-04
https://avatamsaka.forumotion.asia

Sarvadharma Mahasandhi Samantabhadra Bodhichitta Vajra Kulaya Rāja Maha Tantraraja Nama Mahayana Sutra Empty Re: Sarvadharma Mahasandhi Samantabhadra Bodhichitta Vajra Kulaya Rāja Maha Tantraraja Nama Mahayana Sutra

Sun May 05, 2019 3:25 pm
Sarvadharma Mahasandhi Samantabhadra Bodhichitta Vajra Kulaya Rāja Maha Tantraraja Nama Mahayana Sutra PU%20XIEN%20FO%20TA%20PUSA%20MOHESA

Sarvadharma Mahasandhi Samantabhadra Bodhichitta Vajra Kulaya Rāja Maha Tantraraja Nama Mahayana Sutra Vajrasattva%20ca%20Panca%20Jina%20Buddhasca
Bab 3
Sarvadharmamula

Kemudian sang Kulayarāja, sang Bodhicitta, berbicara tentang bagaimana telah menjadi di masa lampau sebagai Kulayarāja : "Maha Bodhisattva, fokuskan pikiran anda untuk mendengar perkataan melalui kebajikan dari mendengar. Saya adalah Kulayarāja. Saya adalah Bodhicitta, sang Pencipta semua. Jika Saya tidak ada di masa lampau, tidak ada Garbha untuk segala sesuatu bermula. Jika Saya tidak ada di masa lampau, tiada Penguasa yang menciptakan segala sesuatu. Jika Saya tidak ada di masa lampau, tiada seorangpun yang menjadi Guru dari sejak permulaan. Jika Saya tidak ada di masa lampau, tiada seorangpun yang mengajar dari sejak permulaan. Jika Saya tidak ada di masa lampau, yang dikenal sebagai Rombongan tidak akan ada dari sejak permulaan. Vajrasattva, janganlah ragu. Juga, anda, Maha Bodhisattva, adalah berasal dari Saya."

Begitulah yang Dia ucapkan.

Kemudian Vajrasattva menyapa sang Kulayarāja, sang Bodhicitta : "Kulayarāja, Bodhicitta ! Anda adalah Yang Besar sejak permulaan. Karena Anda, sang pencipta Guru, Ajaran, dan Rombongan, juga segala sesuatu, telah membuat mereka, bagaimanakah segala sesuatu menjadi ada? Itu terlihat bahwa Anda, sang Pencipta, telah membuat mereka. Lalu apakah satu Guru telah muncul atau banyak? Apakah satu Ajaran atau banyak? Apakah Rombongan itu satu atau banyak?"

Begitulah yang dia tanyakan.

Kemudian sang Kulayarāja, sang Bodhicitta kembali berbicara : "Ah ! kesadaran murni yang muncul dengan sendirinya, satu-satunya Guru atas semua, muncul sebagai tiga aspek dari keberadaan Saya. Sehubungan dengan jumlah Guru, mereka menjadi ada sebagai tiga. Karena Saya adalah tathātā, kenyataan dari segala sesuatu adalah tathātā ini. Tiada apapun selain Saya, sang Bodhicitta. Dari Saya, muncul keluar tiga bentuk Guru dari perwujudan yang mengajar Rombongan itu tiga bentuk dari Ajaran. Intisari Saya telah berwujud sebagai satu, dan karena keberadaan Saya diumumkan sebagai yang satu, semua adalah satu seperti Rombongan Saya. Namun, Rombongan dari para Guru, walaupun muncul keluar dari Saya, adalah yang dari tiga bagian."

Begitulah yang Dia ucapkan.

Vajrasattva bertanya : "Sastrsastra, Kulayarāja ! Dari Anda, tiga bentuk Guru dari perwujudan muncul keluar, namun, adakah jalan untuk para makhluk hidup ke tingkat Anda atau tidak? Jika tidak, bisakah orang mencapai tingkat Anda atau tidak? Jika begitu, apakah orang mencapainya melalui perkembangan atau melalui tanpa perkembangan?"

"Dengarlah Maha Bodhisattva ! Tiga bentuk Guru dari perwujudan muncul keluar dari Saya, namun tiada jalan yang anda bisa maju menuju tingkat Saya. Saya telah memperlihatkan kesadaran murni yang muncul dengan sendirinya. Namun semua Buddha dari tiga masa waktu telah mengajar Rombongan itu, terhubung dengan Tiga bentuk Guru dari perwujudan, Jalan Semesta, Jalan menuju pembebasan dalam lima tingkat. Lima tingkat dari lima kesadaran murni yang muncul dengan sendirinya adalah Kemelekatan, Kebencian, Angan-angan khayalan, Kebanggaan, Iri. Ini adalah Jalan Semesta. Lima aspek dari kesadaran murni yang muncul dengan sendirinya."

Begitulah yang Dia ucapkan (ity aha vaca).

"Sastrsastra, Kulayarāja ! Jelaskanlah secara terperinci menurut kesadaran murni yang muncul dengan sendirinya. Bagaimana telah menjadi dikenal sebagai yang muncul dengan sendirinya (svayambhu)? Apa persamaan arti dari istilah kesadaran? Apa yang diberikan sebagai arti dari jalan? Saya memohon Anda untuk menjelaskan secara terperinci arti dari Lima Jalan mengenai Lima Aspek yaitu: Kemelekatan, Kebencian, Angan-angan khayalan, Kebanggaan, Iri!"

Begitulah yang dia tanyakan.

"Maha Bodhisattva ! Sehubungan dengan Jalan dari Lima Aspek dari kesadaran murni yang muncul dengan sendirinya, 'Yang muncul dengan sendirinya (svayambhu)' adalah yang tanpa sebab dan kondisi; 'Kesadaran murni (vimalajnana)' adalah yang terang di dalam tiada penghentian; Tidak ada alasan untuk meneruskan di jalan ini, karena itu tanpa sebab dan kondisi. Lima Svayambhu itu dikenal sebagai Lima Jalan dimana orang tidak bisa maju berkembang. 'Keinginan' adalah menginginkan hal untuk diri sendiri; 'Kemelekatan' adalah mendambakan yang mana yang diinginkan untuk diri sendiri; 'Pikiran' adalah sifat alami dari yang tidak dilahirkan; Dan 'Murka' adalah membenci keanekaragamannya yang ajaib; 'Angan-angan khayalan' adalah tidak mencapai kejelasan tentang pembagian dari kesamaan dan kenyataan melalui bermeditasi pada yang tiada gagasan. Saya adalah Pikiran Yang Tidak Pernah Salah Dari Kemurnian Sempurna. Di dalam Tathatā ini, Saya adalah Yang Berkuasa Dari Sejak Permulaan (muladipati). Karena segala sesuatu adalah Satu di dalam Tathatā, menghargai dan merendahkan keberadaan dan ketiadaberadaan akan menciptakan perasaan iri. Ini adalah penjelasan tentang Lima Jalan yang mana tiada kemajuan."

"Maha Bodhisattva, dengarlah ! Segala sesuatu, dalam cara kemunculannya, datang keluar dari Lima Jalan dari kesadaran murni yang muncul dengan sendirinya ini. Alam nafsu keinginan (kamaloka) adalah kesadaran murni yang muncul dengan sendirinya. Demikian juga alam bentuk-rupa, juga alam tiada bentuk-rupa. Karena Saya sang Kulayarāja telah menciptakannya, segala sesuatu yang dibuat oleh Saya dikenal sebagai intisari dari kesadaran murni. Bahwa semua makhluk hidup dari enam jenis di dalam Triloka adalah bukan kesadaran murni yang muncul dengan sendirinya, yang demikian itu Saya tidak pernah mengumumkan. Lebih lanjut, Saya tidak mengatakan bahwa pikiran dari kemurnian sempurna adalah bukan leluhur dari semua Buddha. Saya, sang sifat alami dari Kulayarāja, adalah diumumkan sebagai tiga aspek dari kenyataan. Kenyataan yang tidak dilahirkan itu tidak sungguh muncul, dijelaskan sebagai alam tiada bentuk-rupa (arupadhatu). Sehubungan dengan keajaiban dari keberadaan sebagai bentuk-rupa, itu diajarkan sebagai alam bentuk-rupa (rupadhatu). Belas-kasih datang keluar sebagai intisari dari kesadaran murni, belas-kasih menjadi terwujud sebagai alam nafsu keinginan (kamadhatu) agar untuk menghabiskan karma dari keberuntungan yang baik dan sakit melalui belas-kasih."

Begitulah yang Dia ucapkan.
avatar
Admin
Admin
Posts : 186
Join date : 2019-05-04
https://avatamsaka.forumotion.asia

Sarvadharma Mahasandhi Samantabhadra Bodhichitta Vajra Kulaya Rāja Maha Tantraraja Nama Mahayana Sutra Empty Re: Sarvadharma Mahasandhi Samantabhadra Bodhichitta Vajra Kulaya Rāja Maha Tantraraja Nama Mahayana Sutra

Sun May 05, 2019 3:27 pm
Sarvadharma Mahasandhi Samantabhadra Bodhichitta Vajra Kulaya Rāja Maha Tantraraja Nama Mahayana Sutra Samantabhadra
Samantabhadra Maha Bodhisattva

Sarvadharma Mahasandhi Samantabhadra Bodhichitta Vajra Kulaya Rāja Maha Tantraraja Nama Mahayana Sutra Maitreya%20Bodhisattva
Maitreya Maha Bodhisattva

Bab 4
Kulayarājanama Parivartah

Kemudian sang Kulayarāja, sang Bodhicitta membicarakan tentang Kenyataan dari Nama untuk Keberadaan-Nya Sendiri.

"Maha Bodhisattva, dari sejak permulaan, Saya adalah Svayambhuvimalajnana. Dari sejak permulaan, Saya adalah pusat Garbha dari segala sesuatu. Saya adalah Kulayarāja, sang Bodhicitta. Seorang Bodhisattva harus memahami nama Saya. Jika Bodhisattva mengenali nama Saya, dia akan memahami segala sesuatu tanpa kecuali. Saya disebut Garbha, karena Saya adalah pusat Garbha dari segala sesuatu. Saya disebut Svayambhu, karena Saya sepenuhnya melampaui perjuangan dan pencapaian, dan sebagai pusat Garbha, Saya bebas dari sebab dan kondisi. Saya disebut Kesadaran Murni (Vimalajnana), karena melalui kebajikan dari yang tiada berhenti dan yang tiada noda, Saya adalah Guru dari segala sesuatu. Saya dikenal sebagai Bodhicitta. Arti dari 'sejak permulaan' adalah bahwa Saya ada langsung dari awal. 'Segala sesuatu' dikatakan karena semua Guru adalah di dalam Kenyataan, dan demikian juga semua Ajaran, dan Rombongan, tempat adalah Kenyataan, tiada satu hal pun yang tidak di dalam Kenyataan. Kenyataan ini yang disebut Rahim bagin dalam (antahgarbha) adalah Antahgarbha yang menghasilkan segala sesuatu."

"Di dalam keberadaan dari Bodhicitta, Tiga Guru juga muncul dari itu, Tiga Ajaran juga muncul dari itu, dan Rombongan di dalam tempat dan waktu juga muncul. Karena segala sesuatu muncul dari itu, Itu dinamakan pusat Garbha."

"Tentang Saya sebagai pusat Garbha dari pikiran itu sendiri, Saya telah menciptakan segala sesuatu tanpa kecuali. 'Semua' dikatakan sehubungan dengan semua hal atau segala sesuatu. 'Segala sesuatu' adalah apapun yang bisa diketahui sebagai Guru, Ajaran, Rombongan, Tempat, dan Waktu. 'Menciptakan' adalah Saya disebut Penguasa ciptaan (prajānātha). Karena Saya telah menciptakan Guru, Ajaran, Rombongan, Tempat, dan Waktu, Saya adalah Penguasa kesadaran murni yang muncul dengan sendirinya (svayambhūvimalajnananatha). Saya disebut Penguasa Tertinggi (adhipāti) karena Saya mengungguli segala sesuatu sebagai sang Pencipta segala sesuatu dan sebagai Antahgarbha dari kesadaran murni yang muncul dengan sendirinya."

"Arti dari 'Kemurnian' adalah Pusat Garbha dari Bodhicitta. Melalui cara dari Yang muncul dengan sendirinya (svayambhu) yang adalah yang murni sejak awal-mula, sang Kulayarāja menciptakan segala sesuatu. Karena Saya adalah yang murni di dalam yang sepenuhnya sempurna tanpa noda, Saya dikenal sebagai sang Murni (śuddha). 'Sempurna' dikatakan dalam hal ini : disebabkan oleh pusat Garbha dari Svayambhūvimalajnana yang muncul atau ada, ringkasnya, yang hidup dan yang tidak hidup, seperti semua Buddha dari tiga masa waktu, dan enam jenis makhluk hidup di dalam tiga alam (triloka), adalah secara luas didirikan dan sepenuhnya disempurnakan di dalam Tathatā. Oleh karena itu, Saya disebut Diri yang sempurna (svamoghah)."

"Arti dari 'Pikiran' adalah : Pusat Garbha dari Svayambhūvimalajnana melihat dengan kekuatan pada yang bisa hancur di dalam semua yang ada sebagai yang hidup dan yang tidak hidup. Dengan begitu, itu dikenal sebagai Pikiran. Pusat Garbha yang tanpa sebab dan tanpa kondisi menjalankan kekuasaan atas segala sesuatu, dan menciptakan semua. Maha Bodhisattva, jika anda memahami keberadaan Saya, anda juga akan memahami semua para Guru, dan semua Ajaran; anda akan memahami pikiran dari para Rombongan itu, dan bahwa keseluruhan dari tempat dan waktu telah menjadi satu. Karena Saya adalah semua dan segala sesuatu, anda akan memahami segala sesuatu jika memahami keberadaan Saya. Oleh karena itu, melalui tanpa perjuangan, anda akan secara spontan menyempurnakan diri di dalam apa yang sepenuhnya melampaui perbuatan tindakan, dan melampaui perjuangan dan pencapaian."  

Begitulah yang Dia ucapkan.
avatar
Admin
Admin
Posts : 186
Join date : 2019-05-04
https://avatamsaka.forumotion.asia

Sarvadharma Mahasandhi Samantabhadra Bodhichitta Vajra Kulaya Rāja Maha Tantraraja Nama Mahayana Sutra Empty Re: Sarvadharma Mahasandhi Samantabhadra Bodhichitta Vajra Kulaya Rāja Maha Tantraraja Nama Mahayana Sutra

Sun May 05, 2019 3:30 pm
Sarvadharma Mahasandhi Samantabhadra Bodhichitta Vajra Kulaya Rāja Maha Tantraraja Nama Mahayana Sutra Vajrasattva-Beckys-thangka
Sri Vajrasattva

Sarvadharma Mahasandhi Samantabhadra Bodhichitta Vajra Kulaya Rāja Maha Tantraraja Nama Mahayana Sutra Yeshe%20Lama%20Dzogchen
Lama Yeshe
Bab 5
Artha

Kemudian sang Kulayarāja, sang Bodhicitta mengajar Vajrasattva di dalam arti yang ringkas dari Dharma tentang keberadaan-Nya.

"Dengarlah, Maha Bodhisattva, keberadaan Saya adalah demikian ini : svabhava-Nya hanya satu. Ajaran-Nya diajarkan dalam dua aspek. Asal-mula-Nya diungkapkan dalam sembilan kendaraan (navayāna). Penyatuan-Nya adalah keutuhan pada 'kesempurnaan besar (adiyoga)'. Keberadaan-Nya yang jelas adalah Bodhicitta. Keberadaan-Nya tinggal berdiam di dalam dharmadhātu. Cahaya terang-Nya menyinari ruang angkasa kebijaksanaan. Luas-Nya mencakup seluruh dunia makhluk hidup (sattvaloka) dan dunia benda tak hidup (bhajanaloka). Perwujudan-Nya mewujudkan sebagai keseluruhan dari apa yang muncul dan yang ada. Mengajarkan hal yang tidak memiliki tanda-tanda. Dengan melihatnya, orang akan terbebas dari objek tanggapan penglihatan. Dengan mengetahuinya, orang tidak akan berusaha mengungkapkannya melalui kata-kata."

"Intisari Garbha ini, yang tidak berasal dari sebab apapun, adalah yang terbebas dari semua belenggu oleh cara-cara. Jika menginginkan pemahaman yang lengkap tentang hal ini, orang harus mengambil ruang angkasa sebagai kiasan : tepatnya adalah bahwa kenyataan adalah yang tidak dilahirkan, dan seperti ciri-ciri utama dari pikiran yang adalah tanpa penghentian, sama seperti ruang angkasa demikian juga kenyataan;  Melalui cara dari ruang angkasa sebagai kiasan, itu di tunjukkan. Kenyataan yang tidak terlihat diajarkan dengan menunjukkan yang tidak terlihat, yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata dijelaskan melalui yang tidak dapat dijelaskan. Intisari dari yang tidak terlihat diajarkan sebagai hal utama dari ajaran yang tergabung. Intisari dari makna ini diberikan dalam pembicaraan. Dengan begitu, anda harus memahami makna tentang Saya. Dengan begitu, anda akan dituntun untuk memahami makna tentang Saya. Jika anda tidak paham dengan makna tentang Saya, anda tidak akan pernah bertemu Saya, walau betapa banyak kata-kata yang anda telah pelajari. Jika anda menyimpang dari Saya, Saya akan terselubung, dan oleh alasan ini, anda tidak akan memperoleh 'rahim dari dharma (dharma-garbha)'."
avatar
Admin
Admin
Posts : 186
Join date : 2019-05-04
https://avatamsaka.forumotion.asia

Sarvadharma Mahasandhi Samantabhadra Bodhichitta Vajra Kulaya Rāja Maha Tantraraja Nama Mahayana Sutra Empty Re: Sarvadharma Mahasandhi Samantabhadra Bodhichitta Vajra Kulaya Rāja Maha Tantraraja Nama Mahayana Sutra

Sun May 05, 2019 3:30 pm
Sarvadharma Mahasandhi Samantabhadra Bodhichitta Vajra Kulaya Rāja Maha Tantraraja Nama Mahayana Sutra Garbhakosamandalaraja
Mandala Rahim Kasih Sayang Vairocana
Sarvadharma Mahasandhi Samantabhadra Bodhichitta Vajra Kulaya Rāja Maha Tantraraja Nama Mahayana Sutra Arya_Buddha_Shakyamuni_Thangka
Sri Bhagavan Sakyamuni Tathagata

Sarvadharma Mahasandhi Samantabhadra Bodhichitta Vajra Kulaya Rāja Maha Tantraraja Nama Mahayana Sutra Arya%20Sakyamuni%20SamBuddha
Sri Muni Vairocana Buddha

Bab 6
Ekamula

Kemudian sang Kulayarāja, sang Bodhicitta memberikan khotbah ini bahwa kesempurnaan dari segala sesuatu bertumpu pada keberadaan-Nya :

"Maha Bodhisattva, dengarlah perkataan ini ! Saya adalah Kulayarāja, dan Saya telah mengatur segala sesuatu dari sejak awal-mula. Saya membuat dharma menjadi jelas. Saya akan memperlihatkan kepada anda intisari Saya. Setelah Saya memperlihatkan kepada anda svabhava, Saya akan menunjukkan maknanya dalam kata-kata, dan suara, dan anda akan mampu membayangkan intisari yang diajarkan itu. Svabhava itu, ketika dijelaskan, anda akan memahaminya sebagai huruf A  Sarvadharma Mahasandhi Samantabhadra Bodhichitta Vajra Kulaya Rāja Maha Tantraraja Nama Mahayana Sutra A. Melalui cara dari mengucapkan kata-kata ini, anda akan melihat makna itu."

Begitulah yang Dia katakan, dan tidak mengatakan apapun lagi. Dia tinggal berdiam di dalam intisari dari semua dharma. Oleh karena itu, Vajrasattva bangkit dari tengah-tengah perkumpulan itu dan duduk dengan wajah yang serius dihadapan sang Kulayarāja, sang Bodhicitta.

Sang Kulayarāja berkata : "Maha Bodhisattva, anda sedang duduk disini dihadapan Saya dalam keseriusan. Bertanyalah apa yang anda ingin tanyakan!"

Vajrasattva bertanya : "Sastrsastra, Kulayarāja ! Jika segala sesuatu adalah keberadaan anda, lalu bagaimana Anda mendirikan seperti para guru, ajaran, dan rombongan? Apa itu keberadaan yang sempurna?"

Kemudian sang Kulayarāja, sang Bodhicitta mengucapkan kata-kata ini : "Maha Bodhisattva, dengarlah ! dharma dibuat di dalam cara yang sempurna. Ini begitu, karena Saya adalah sifat alami dari kesempurnaan. Saya akan memperlihatkan kepada anda keberadaan Saya. Karena keberadaan Saya adalah yang tiada gagasan dan yang tidak diciptakan, Saya telah membuat menjadi ada di dalam dharmadhatu. Mereka tidak bertumpu pada apapun yang lain tetapi hanya pada Bodhicitta. Karena keberadaan Saya adalah yang sempurna dan menyerap-meliputi semua, jangan bertumpu pada apapun yang lain tetapi hanya pada kesadaraan yang muncul dengan sendirinya (svayambhujnana) itu sendiri di dalam  gedung kesadaran, yaitu ruang angkasa. Karena Saya adalah pusat Garbha dari segala sesuatu yang datang menjadi ada, yaitu lima unsur besar, triloka, enam jenis perpindahan : mereka tidak lain adalah Tubuh, Ucapan dan Pikiran Saya. Saya telah mendirikannya sebagai svabhava. Saya memperlihatkan kepada anda para Buddha dari tiga masa waktu dan para makhluk hidup dari triloka sebagai keberadaan Saya. Karena intisari Saya adalah yang tidak dilahirkan, dan yang tiada gagasan, ia tidak ada, namun melampaui semua wilayah dari tanggapan penglihatan. Ia bahkan melampaui objek dari Samadhi dan tidak menjadi jelas terlihat di dalam Dhyāna. Walaupun keberadaan Saya tidak terlihat, Saya memperlihatkan intisari Saya kepada anda sebagai tiga dunia (triloka : kāmaloka, rūpaloka, arūpaloka), lima unsur besar (pancamahadhātu : tanah, air, api, angin, ruang angkasa), dan enam jenis perpindahan makhluk hidup (sadgati : devagati, manusyagati, asuragati, tiryagonigati=hewan, pretagati=makhluk halus kelaparan, narakagati=makhluk di neraka). Dari lima unsur itu yang adalah keberadaan Saya yang jelas, yaitu Bodhicitta, datang lima kesadaran Svayambhu yang kuat. Lima kesadaran ini menghasilkan lima objek nafsu. Lima nafsu gairah ini mendatangkan hasilnya masing-masing yang muncul sebagai enam jenis perpindahan makhluk hidup. Saya mengajarkan anda kemunculan seperti itu."

"Bahkan jika Saya mengajarkan kepada anda tiga bentuk dari perwujudan, dan enam kendaraan (sadyana), anda tidak akan memahaminya. Masing-masing itu diberkahi dengan keberadaan sejati Saya di dalam bentuk tersendiri, dan masing-masing itu adalah 'pendorong (hetú)' Saya di dalam bentuk tersendiri seperti tubuh, ucapan, dan pikiran. Hetú tersendiri itu membiarkan anda melihat seluruhnya. Dalam cara seperti itu, keberadaan Saya diajarkan. Saya, sang Bodhicitta, sang intisari dari semua yang murni, memunculkan dari Saya permainan dari triloka, dan enam jenis perpindahan dari makhluk hidup, karena Saya menggerakkan bidang dari yang tiada gagasan pikiran, dan Saya adalah tempat kediaman besar (mahāsthāna) dari semua Buddha. Secara khusus Saya mengajarkan bahwa, jika anda tidak keliru tentang kemurnian itu, semua tindakan dari kebahagiaan dan penderitaan adalah belas kasih Saya. Saya, sang Kulayarāja, tidak akan mengajarkan pengetahuan seperti itu kepada mereka yang melekat pada kendaraan dari sebab dan hasil. Jika Saya mengajarkan kepada mereka pengetahuan Saya sebagai yang pasti, mereka akan membuang pujian dan menfitnah Saya, sang semua kemurnian (sarvaśuddho), seperti mereka menegaskan bahwa sebab dan hasil menjadi ada dikarenakan oleh tindakan yang baik dan buruk. Karena alasan ini, mereka tidak akan bertemu Saya, sang Sarvaśuddho, untuk waktu yang lama. Saya adalah sang Guru, sang Kulayarāja, sang Bodhicitta. Bodhicitta adalah Kulayarāja. Bodhicitta menciptakan para Buddha dari tiga masa waktu. Bodhicitta menciptakan para makhluk hidup dalam triloka ini. Bodhicitta menciptakan segala sesuatu yang muncul dan yang ada di sattvaloka dan bhajanaloka."

"Dengan membawa sebab, hasil, persamaan, tujuan, dan pengartian kedalam kesesuaian, pada waktu dari sebab, lima unsur besar diciptakan; pada waktu dari hasil, para makhluk hidup di triloka diciptakan; pada waktu dari persamaan, ruang angkasa sebagai persamaan dari segala sesuatu diciptakan; pada waktu dari arti, yang tidak dilahirkan dibuat oleh Saya sebagai arti dari segala sesuatu; pada waktu dari tanda Bodhicitta - pada waktu dari pengartian, kesadaran yang muncul dengan sendirinya diajarkan. Ini adalah bagaimana sebab, hasil, persamaan, maksud, dan pengartian dibawa kedalam kesesuaian."

"Melalui Bodhicitta, semua diciptakan. Tiada satupun yang tidak dibuat melalui-Nya. Svabhava sang Bodhicitta telah membuat semua, dan tidak satupun yang bukan dibuat melalui-Nya; Tiada alasan untuk Diri-Nya sendiri diciptakan. Svabhava Saya, sang Kulayarāja, adalah melampaui pengartian kesadaran, namun Saya disadari dengan kepastian di dalam dharma yang Saya telah ciptakan. Melalui cara dari nafsu pendambaan, penampilan [dari dharma] tercapai, namun itu akan binasa dikarenakan oleh sifa alaminya yang tidak abadi dan yang ditimbulkan oleh khayalan, sifat alami yang tidak memihak dan sama seperti orang yang terlahir buta. Walaupun sang Kulayarāja tidak memihak di dalam penciptaan, indera menjadi terrintangi saat mengalami penderitaan ketika enam objek tujuan indera disadari melalui enam indriya. Untuk alasan ini, sang Kulayarāja, adalah tidak memihak didalam penciptaan. Jadi, tiada hasil yang ada yang mampu membinasakan penghentian dan asal-mula. Tentu saja, dua kebenaran muncul dari ini. Yang terakhir dan yang biasa muncul sebagai dua, keberadaan dan tiada keberadaan, walaupun kenyataan diciptakan oleh Saya, sang Kulayarāja. Oleh karena itu, dua kebenaran (satyadvaya) itu tidak mengarah pada penanggulangan sebab dan hasil. Didalamnya, tiada hasil yang mengarah pada mengatasi sebab dan hasil. Melalui usaha perenungan yang demi memurnikan dan mencari apa yang belum ada dan di dalam meditasi dari langkah yang menakjubkan, yang tidak akan pernah muncul, anda tidak akan mencapai hasil yang terbebas dari pengejaran dan penolakan. Yang merenungkan tiga aspek dari meditasi yang terpusat pada satu tujuan, dan yang melaksanakan meditasi tahap demi tahap sesuai dengan empat praktek Dharma dan menimbulkan Dewa, tidak akan mencapai hasil yang mengatasi perjuangan dan pencapaian, yaitu, yang sepenuhnya terbebas dari kegiatan dan yang bertindak karena itu secara spontan tersempurnakan dengan sendirinya. Karena Saya mengajar 'yang tidak dilahirkan (anutpanna)', 'yang tiada tanda (animitta)', 'yang tiada diri (anātma)', anda harus memahami yang tidak dapat dijelaskan itu sebagai yang terbebas dari pujian dan tiada pujian."

"Perumpamaan untuk segala sesuatu menjadi Bodhicitta adalah bahwa semua yang diciptakan adalah yang keberadaan diri mereka sendiri sama seperti ruang angkasa; Ini adalah hal utama dari Bodhicitta. Ruang angkasa, angin, air, tanah, dan api, lima unsur ini muncul secara ajaib dari Bodhicitta sebagai para Buddha, tiga dunia (triloka), lima jalan, dan enam jenis makhluk hidup. Yang jelas kelihatan, namun sang Aksobhya Buddha yang perbuatan-Nya termatangkan dengan baik adalah yang dari sejak permulaan sang Bodhicitta dari triloka di dalam tubuh, ucapan, dan pikiran. Oleh karena itu, apapun yang muncul sebagai yang hidup dan yang tidak hidup memiliki akibat tiada tempat untuk berada, sama seperti pusat ruang angkasa. Dikarenakan oleh cakupan yang luas dari Bodhicitta sebagai objek yang sebenarnya, semua yang muncul dan yang ada sebagai yang hidup dan yang tidak hidup, para Buddha dan makhluk hidup, adalah yang terbebas dari pujian dan tiada pujian, adalah yang tiada mendua karena semua adalah kenyataan yang sepenuhnya murni. Yang tidak melihat pikiran sebagai 'Garbha dari tiada keberadaan' tidak akan mencapai tujuan selama kalpa. Akar dari segala sesuatu adalah Bodhicitta itu sendiri. Garbha dari Bodhicitta yang darimana segala sesuatu muncul, para Buddha, para makhluk hidup, semua yang muncul dan yang ada sebagai yang hidup dan yang tidak hidup, tidak bisa diungkapkan melalui menghitung apa yang tidak bahkan satu. Juga, tubuh dan ucapan Buddha, dan, tubuh dan ucapan makhluk hidup, adalah sang Bodhicitta, dan oleh karena itu, terbebas dari subjek dan objek. Yang mencapai pembebasan dari subjek dan objek akan menguasai akar dari segala sesuatu, menjadi Yang menyelesaikan semua. Dengan kegembiraan, orang akan mengakui pemahaman dari pikiran, keunikan dari Bodhicitta. Saya mengajarkan apa yang melampaui 'perhitungan dan dualitas'.
avatar
Admin
Admin
Posts : 186
Join date : 2019-05-04
https://avatamsaka.forumotion.asia

Sarvadharma Mahasandhi Samantabhadra Bodhichitta Vajra Kulaya Rāja Maha Tantraraja Nama Mahayana Sutra Empty Re: Sarvadharma Mahasandhi Samantabhadra Bodhichitta Vajra Kulaya Rāja Maha Tantraraja Nama Mahayana Sutra

Sun May 05, 2019 3:31 pm
HUM

Sedang dalam proses posting, tolong bantuannya tidak mereply di sini. Terima kasih.

HUM
Sponsored content

Sarvadharma Mahasandhi Samantabhadra Bodhichitta Vajra Kulaya Rāja Maha Tantraraja Nama Mahayana Sutra Empty Re: Sarvadharma Mahasandhi Samantabhadra Bodhichitta Vajra Kulaya Rāja Maha Tantraraja Nama Mahayana Sutra

Back to top
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum